SEJARAH
TURUN DAN PENULISAN AL-QUR’AN
A. Kondisi Masyarakat Arab Sebelum
Turunnya Al-Qur’an
Arab yang
terletak di persimpangan tiga benua semenanjung Arab, menjadi tempat yang mudah
dikenal di dunia internasional. Jazirah ini dibatasi Laut merah ke sebelah
barat, teluk Persia ke sebelah timur, Lautan India ke sebelah selatan dan
Suriah dan Mesopotamia ke sebelah utara. Menurut Jawad Ali yang di kutip oleh
Musthafa A’zami, bahwa dahulu Jazairah Arab merupakan tanah gersang akan
tumbuh-tumbuhan dan merupakan pegunungan Sarawat yang melintasi garis pantai
sebelah barat. Namun, meskipun merupakan pegunungan yang tidak berair, beberapa
sumber pencahariannya terdapat di bawah tanah tersebut yang membuat mereka
hidup dalam ketenangan dan menjadi tempat pemukiman bangsa Arab dan
kafilah-kafilahnya.
Dalam
sejarah, Jazirah Arab sejak awal telah dihuni oleh penduduk teluk Persia yang
kemudian membangun perkotaan di daerah tersebut. Hal ini terjadi pada abad
ketiga sebelum masehi. Para ilmuan mengatakan bahwa wilayah tersebut sebagai
tempat kelahiran suku bangsa Semit, meskipun terjadi perbedaan pendapat
di kalangan para sejarawan. Istilah Semit mencakup beberapa kawasan
yaitu; Babilonia, Jazirah Arabia, Afrika, Amuru, Arminia, bagian selatan
Jazirah Arabia dan Eropa.
Menurut
Philip Hitti, dalam karyanya yang berjudul “Sejarah Bangsa Arab” yang kemudian
dikutip oleh Al-A’zami menyebutkan,
“kendati istilah Semit muncul belakangan di kalangan masyarakat
Eropa, hal tersebut biasanya di alamatkan pada orang Yahudi karena yang
berkonsentrasi di Amerika. Sebenarnya lebih tepat ditujukan pada penduduk
bangsa Arab yang memiliki nilai lebih dari pada kelompok lain dan mendapat ciri
bangsa Semit secara fisik, kehidupan, adat istiadat, cara pikir dan bahasa”. Meskipun Jazirah Arab
sejak awal telah terbentuk sebagai ‘negara perkotaan’ oleh penduduk teluk
Persia, tetap merupakan masyarakat kesukuan hingga terutusnya Nabi Muhammad Saw. Sistem kependudukan masyarakat
Arab dibangun menurut kabilahnya masing-masing, dimana anak-anak dari satu suku
dianggap saudara yang memiliki pertalian hubungan darah. Setiap anggota
merupakan asset seluruh kabilah, munculnya penyair kenamaan, pemberani, akan
membuat kehormatan dan nama baik seluruh garis keturunannya.
Namun, hal
tersebut hanya terfokus pada kalangan tertentu dan kabilah tertentu, mengingat
belum adanya bentuk pemerintahan yang dapat mengatur masyarakat Arab secara
umum dan merata oleh seorang penguasa, sebab masyarakat Arab sebelum
diturunkannya Al-Qur’an,
tidak mempunyai sistem dan acuan yang baku dalam pemerintahan seperti yang kita
kenal. Masyarakat Arab menjelang diturunkannya Al-Qur’an, tidak merasa aman dan
akrab melihat perubahan-perubahan yang terjadi pada saat itu terutama perubahan
dibidang agama. Sejak berabad-abad mereka menyembah berhala, baik pada masa
kehadiran pemukiman kaum
Yahudi maupun upaya-upaya kristenisasi yang muncul dari Syria dan Mesir.
William
Muir dalam bukunya yang berjudul The Life of Mahomet, yang kemudian
dikutip oleh Al-A’zami, menyebutkan bahwa kehadiran kaum Yahudi atau keberadaan
mereka membantu menetralisasi tersebarnya ajaran Injil dengan melalui dua tahap;
Pertama, dengan memperkuat diri sendiri di sebelah utara perbatasan Arab. mereka membuat penghalang antara
ekspansi Kristen ke utara dan penghuni kaum penyembah berhala di sebelah
selatan. Kedua, para penyembah berhala bangsa Arab telah melakukan
kompromi dengan agama Yahudi dalam memasukkan cerita legendaris kedalam agama
mereka.
Namun
pernyataan ini akhirnya dibantah oleh Al-A’zami dengan menolak teori pendapat
William Muir. Mengenai keadaan sosial ekonomi yang terjadi sebelum
diturunkannya Al-Qur’an,
dapat digolongkan menengah ke atas, dikarenakan Makkah pada saat itu merupakan pusat
kehidupan sosial, khususnya di bidang perekonomian. Keberadaan Makkah yang merupakan
pusat perekonomian dan perdagangan, memperkuat bukti bahwa bangsa Arab
menjelang kehadiran Al-Quran
telah mengalami kemajuan dalam banyak bidang. Hal ini sangat berpengaruh pada
pembentukan tradisi Islam yang meliputi; 1) kesucian Makkah dan Ka’bah. wilayah
Makkah dan sekitarnya dianggap sebagai tempat suci dan memiliki label sebagai
tanah haram, khususnya disekitar Ka’bah. 2) Makkah sebagai pusat perekonomian.
Berkenaan dengan hal ini, Al-Quran surat Al-Quraisy menyebutkan bahwa, orang-orang Quraisy
berdagang pada musim panas ke Syria dan pada musim dingin ke Yaman.
Perkembangan ini disebabkan oleh posisi geografis yang berada tengah rute perjalanan
dagang dan adanya jaminan keselamatan.
Di wilayah
Makkah dan sekitarnya terdapat larangan pertumpahan darah yang pada waktu itu
mudah sekali terjadi, kalaupun terpaksa harus melakukannya di luar sekitar
Makkah sehingga memudahkan dalam berdagang. 3) perilaku terhadap harta
benda. Sebagai pusat perdagangan tidak mengherankan apabila dikalangan
masyarakat Arab, khususnya di Makkah banyak terdapat konglomerat dan orang
kaya.
B.
Hikmah
Turunnya Al-Qur’an Secara Munajjaman
Sebagaimana yang telah ditegaskan oleh Allah sendiri
di dalam Al-Qur’an bahwa kitab suci ini diturunkan
kepada Nabi Muhammad Secara berangsur-angsur atau bertahap. Al-Qur’an
diturunkan kurang lebih selama 23 tahun dalam 2 fase, yaitu 13 tahun pada fase
sebelum beliau hijrah ke Madinah (Makiyah), dan 10 tahun pada fase sesudah
beliau hijrah ke Madinah (Madaniyah).
Al-Qur’an terdiri dari 30 Juz, 114 surat, 6236 ayat,
74437 kalimat, dan 325345 huruf. Adapun hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur
:
1.
Untuk memantapkan, meneguhkan dan
menguatkan hati serta jiwa Nabi Muhammad Saw, dan tentu juga para sahabat nya,
dalam menjalankan dan memperjuangkan agama allah.
Firman Allah SWT :
tA$s%ur tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. wöqs9 tAÌhçR Ïmøn=tã ãb#uäöà)ø9$# \'s#÷Häd ZoyÏnºur 4 y7Ï9ºx2 |MÎm7s[ãZÏ9 ¾ÏmÎ/ x8y#xsèù ( çm»oYù=¨?uur WxÏ?ös? ÇÌËÈ
“Berkatalah orang-orang
yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun
saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami
membacanya secara tartil (teratur dan benar ).” (Q.S. Al-Furqan : 32)
Dalam hal ini dapat di jelaskan bahwa:
a) Dengan
berulang-ulang nya malaikat jibril datang kepada Nabi Muhammad Saw Untuk menyampaikan
wahyu dari Allah SWT. Maka hatinya akan merasa senang serta membuat jiwa nya
segar dan lapang.
b) Dengan
diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur
akan memudahkan Nabi Muhammad Saw untuk mengingat, menghafal serta mengetahui
hukum dan hikmah yang terkandung di dalamnya.
c) Setiap
turunnya wahyu baru merupakan mukjizat yang baru pula bagi Nabi Muhammad Saw.
d) Untuk
mengatasi masalah yang dihadapi Rasullulah SAW dalam menjalankan tugasnya
karena beliau tidak lepas dari rintangan
dan
tantangan dari musuh-musuhnya.
2.
Untuk membimbing dan membina umat islam
dalam melaksanakan syari’at agama nya.
Proses ini di dukung oleh banyak faktor salah satu di antara nya adalah
turrunnya wahyu secara bertahap atau berangsur-angsur. Ada beberapa hal yang
harus di penuhi masyarakat agar pelaksana agama nya semakin mantap yaitu:
a. Di
perlukan waktu secara bertahap untuk memudahkan kaum muslimin waktu itu dalam
menghapal dan memahami alquran. karena kondisi mereka yang tidak memungkinkan
untuk menghapal serta memahami nya bila kitab suci itu di turunkan oleh allah
sekaligus.
b. Diperlukan
waktu secara bertahap bagi mereka untuk dapt melaksanakan taklif (perintah dan
larangan) yang datang allah melalui wahyu-wahyu yang di turunkan kepada nabi
muhammad saw.
c. Di
perlukan waktu secara bertahap untuk membersihkan dan menghilang kan kebiasaan
mereka yang buruk dan telah mendarah daging, seperti khamar, berjudi, makan
riba dan sebagainya.
Firman Allah SWT :
* y7tRqè=t«ó¡o ÇÆtã ÌôJyø9$# ÎÅ£÷yJø9$#ur ( ö@è% !$yJÎgÏù ÖNøOÎ) ×Î72 ßìÏÿ»oYtBur Ĩ$¨Z=Ï9 !$yJßgßJøOÎ)ur çt9ò2r& `ÏB $yJÎgÏèøÿ¯R 3 tRqè=t«ó¡our #s$tB tbqà)ÏÿZã È@è% uqøÿyèø9$# 3 Ï9ºxx. ßûÎiüt7ã ª!$# ãNä3s9 ÏM»tFy$# öNà6¯=yès9 tbrã©3xÿtFs? ÇËÊÒÈ
“Mereka bertanya
kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa
yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar
dari manfaatnya". dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan.
Katakanlah: " yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.” (Q.S Al- Baqarah :219 )
3.
Mudah hapalan dan pemahamannya.
Al-Qur’an nul karim turun di tengah umat
yang ummi yang
tidak pandai membaca dan menulis. Catatan mereka adalah daya ingatan. Mereka
tidak mempunyai pengetahuan tentang tata cara penulisan dan pembukuan yang dapat
memungkin kan mereka menuliskan dan membukukan nya, kemudian menghapal dan
memahami nya.
Firman Allah SWT :
tûïÏ%©!$# cqãèÎ7Ft tAqߧ9$# ¢ÓÉ<¨Z9$# ¥_ÍhGW{$# Ï%©!$# ¼çmtRrßÅgs $¹/qçGõ3tB öNèdyYÏã Îû Ïp1uöqG9$# È@ÅgUM}$#ur NèdããBù't Å$rã÷èyJø9$$Î/ öNßg8pk÷]tur Ç`tã Ìx6YßJø9$# @Ïtäur ÞOßgs9 ÏM»t6Íh©Ü9$# ãPÌhptäur ÞOÎgøn=tæ y]Í´¯»t6yø9$# ßìÒtur öNßg÷Ztã öNèduñÀÎ) @»n=øñF{$#ur ÓÉL©9$# ôMtR%x. óOÎgøn=tæ 4 úïÏ%©!$$sù (#qãZtB#uä ¾ÏmÎ/ çnrâ¨tãur çnrã|ÁtRur (#qãèt7¨?$#ur uqZ9$# üÏ%©!$# tAÌRé& ÿ¼çmyètB y7Í´¯»s9'ré& ãNèd cqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÊÎÐÈ
“(yaitu)
orang-orang yang mengikut rasul, Nabi yang Ummi yang (namanya) mereka dapati
tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh
mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang
mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan
belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman
kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang
diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung.”
a) Adakalanya
Al-Qur’an diturunkan
berkenaan dengan masalah atau kasus yang muncul pada masyarakat waktu itu. Maka
setiap kali itu pula turun Al-Qur’an sebagai jawaban atau respon langsung
terhadap masalah tersebut
1. Adakalanya
Al-Qur’an di turunakan sebagai jawaban
terhadap pertanyaan yang mereka ajukan kepada Nabi Muhammad Saw
2. Adakalanya Al-Qu’ran diturunkan berdasarkan latar
belakang peristiwa tertentu, sementara peristiwa tesebut terjadi atau muncul
pada waktu yang berlainan.
C. Al-Qur’an Pada Masa Nabi Muhammad Saw, Abu Bakar, Usman dan Ali.
Dalam Al-Qur’an
dinyatakan bahwa sebelum Al-Qur’an dibawa oleh malaikat Jibril kepada Nabi
Muhammad Saw, ia tersimpan dengan amat rapi di Lauh Mahfuzh.
Al-Qur’an turun
sekaligus dari Lauh Mahfuzh ke langit dunia pada bulan Ramadhan dan malam Qadr
sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 185 dan surat Al-Qadr ayat 1
yang mengandung pengertian bahwa Al-Qur’an duturunkan sekligus kepada malaikat Jibril
yang kemudian menyampaikannya secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad Saw
dan diturunkan ke langit dunia selama 22 tahun 2 bulan 22 hari atau 23 tahun.
Al-Qur’an atau
kalam Allah hanya diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Dengan demikian Zabur,
Taurat, Injil maupun suhuf-suhuf lainnya bukanlah Al-Qur’an, karena tidak
diturunkan kepada Muhammad. Sejarah kodifikasi atau pengumpulan Al-Qur’an diturunkan
dari zaman Rasulullah,
zaman Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq, zaman khalifah Umar bin Khatab, zaman
khalifah Usman bin affan dan Ali bin Abi Thalib.
1. Masa Nabi Muhammad SAW
Walaupun bangsa arab pada waktu itu masih buta
huruf, tapi mereka mempunyai ingatan yang sangat kuat. Pegangan mereka dalam
memelihara dan meriwayatkan syair-syair dari para pujangga, peristiwa-peristiwa
yang terjadi dan lain sebagainya adalah dengan hapalan semata. Karena hal inilah mengambil suatu cara praktis yang
selaras dengan keadaan itu dalam menyiarkan dan memilihara Al-Qur’an.
Untuk
menggambarkan metode pemeliharaan terhadap Al-Qur’an pada masa Rasulullah
memiliki 2 pengertian, yaitu :
1)
Penghapalan
Al-Qur’an
Artinya, yang dimaksud dengan mengumpulkan Al-Qur’an
di masa Nabi adalah dengan menghapalnya. Inilah makna yang dimaksud dalam
firman Allah SWT :
w õ8ÌhptéB ¾ÏmÎ/ y7tR$|¡Ï9 @yf÷ètGÏ9 ÿ¾ÏmÎ/ ÇÊÏÈ ¨bÎ) $uZøn=tã ¼çmyè÷Hsd ¼çmtR#uäöè%ur ÇÊÐÈ #sÎ*sù çm»tRù&ts% ôìÎ7¨?$$sù ¼çmtR#uäöè% ÇÊÑÈ §NèO ¨bÎ) $uZøn=tã ¼çmtR$ut/ ÇÊÒÈ
“Janganlah
kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Quran
karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya
atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai)
membacanya.apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya
itu. Kemudian, Sesungguhnya atas tanggungan
kamilah penjelasannya.” ( Q.S.
Al-Qiyamah :16-19 )
Rasulullah amat
menyukai wahyu. Ia senantiasa menunggu turunnya wahyu dengan penuh
keriduan,lalu menghapal dan memahaminya. Dia adalah hafizh (penghapal)
al-qur’an pertama dan contoh paling baik bagi sahabat. Al-Qur’an diturunkan
selama lebih dari 20 tahun, dan hanya diturunkan beberapa ayat saja dalam satu
proses penurunan. Itulah yang dihapal oleh Rasulullah beserta sahabat, karena
bangsa arab secara kodrati mempunyai daya hapal yang kuat.
Jibril
membacakan al-qur’an kepada Rasulullah pada malam-malam bulan ramadhan setiap
tahunnya. Sahabat Rasulullah mendapat perintah untuk mencatat setiap ayat-ayat
yang turun kepada beliau, dan tidak tertinggal dan terlalaikan walaupun satu
huruf dan satu titikpun tentang ayat
yang turun. Dan dalam sejarah disebutkan bahwa para sahabat Rasulullah mencatat
wahyu yang turun ditempat-tempat yang telah ditentukan seperti pada kulit
binatang, tulang-tulang dan pelepah kurma. Semua perbuatan mengumpulkan dan
mencatat serta memelihara ayat-ayat dan surat-surat Al-Qur’an itu adalah
jaminan Allah kepada Nabi Muhammad Saw.
2)
Penulisan
Al-Qur’an
Maksudnya,
untuk mengumpulkan Al-Qur’an
dan memeliharanya, para sahabat menuliskannya dengan menggunakan alat tulis
pada waktu itu. Penulisan al-Qur’an ini mencakup memilah-milah ayat, surat
menetertibkannya. Setiap surat ditulis dalam satu lembaran yang terpisah. Untuk
pekerjaan ini, Rasulullah mengangkat
para penulis wahyu dari kalangan sahabat, seperti Ali bin Abi Thalib,
Mu’awiyah, Ubai bin Kka’ab, dan Zaid bin Tsabit. Disamping itu juga,ada sahabat
yang menuliskan Al-Qur’an atas kemauannya sendiri, tanpa diperintah Nabi.
Tulisan-tulisan Al-Qur’an pada masa Nabi tidak terkumpul pada satu mushaf, sehingga
yang ada pada seseorang belum tentu dimiliki oleh orang lain.
Dalam hal
menulis Al-Qur’an Zaid bin Tsabit dan para sahabat mengumpulkan dan menyusun serta menuliskan
ayat-ayat Al-Qur’an diatas kayu, pelepah kurma, batu, tulang binatang yang
sudah kering, dan dari segala alat-alat tulis yang dapat dipergunakan dalam
penulisan wahyu.
Beberapa sahabat
yang ditugaskan Beliau dalam hal mencatat wahyu adalah :
a)
Abu
Bakar Ash Shiddiq
b)
Umar
bin Khatab
c)
Usman
bin Affan
d)
Ali
bin Abi Thalib
e)
Mu’awiyah
bin Abi Sofyan (kelak menjadi khalifah Bani Umayyah)
f)
Zaid
bin Tsabit (Koordinator pengumpul Al-Qur’an pada zaman khalifah Usman )
g)
Ubay
bin Ka’ab
h)
Khalid
bin Walid
i)
Tsabit
bin Qais
Rasulullah wafat
ketika Al-Qur’an telah dihafal dan ditulis dalam bentuk sederhana, ayat dan surat
telah ditertibkan dan setiap surat berada pada satu lembaran secara tepisah.
Sesudah berakhir penurunan Al-Qur’an dan wafatnya Rasul, maka Allah
mengilhamkan penulisan Al-Qur’an secara lengkap kepada Khalifah al-Rasyidin
sesuai dengan janji-Nya kepada umat tentang jaminan pemeliharaan.
2.
Pada Masa Abu Bakar Ash-Shiddiq
Pencatatan wahyu telah selesai diselenggarakan
menjelang wafat Rasulullah
saw . semua naskah yang masih berserakan terpelihara dengan baik hanya belum
tersusun dengan rapi sesuai dengan petunjuk Rasullulah. Ketika Rasulullah wafat
dan dengan langsung Abu Bakar diangkat menjadi khalifah pertama menggantikan
kedudukan beliau sebagai kepala negara, dan dimulailah usaha-usaha untuk
mengumpulkan semua catatan wahyu. Abu bakar segera memerintahkan agar
naskah-naskah yang tertulis di berbagai tempat itu yang tersimpan di rumah Rasulullah di tulis dan disatukan
kembali. Karena itu, ia
segera mempersiapkan pasukan dan mengirimkannya untuk memerangi orang-orang
murtad, sehingga pecahlah perang Yamamah
yang terjadi tahun 12
hijriah yang menewaskan 70 orang penghapal Al-Qur’an.
Peristiwa ini
membuat Umar ibn Khatab sangat khawatir terhadap Al-Qur’an. Untuk itu, ia menghadap khalifah dan mengusulkan agar Al-Qur’an
segera dibukukan dalam satu mushaf. maka ia datang kepada abu bakar memusyawarakan hal tersebut. Umar berkata
kepada abu bakar: “ Dalam perperangan yamamah para sahabat yang hafal Al-Quran telah banyak yang gugur. Saya
khawatir akan gugurnya para sahabat yang lain dalam perperanganselanjutnya.
Sehinga banyak ayat-ayat al-Quran
itu perlu di kumpulkan”. Lalu abu bakar menjawab: “ mengapa aku akan melakukan
sesuatu yang tidak di perbuat oleh rasulullah?”. Uamr menegas kan: “ Demi
Allah! Ini perbuatan yang baik”. Dan ia berulang kali memberikan alasan terbaiknya itu, sehingga allah
membukakan pintu hati abu bakar untuk menerima usulan umar tersebut.
Kemudian Abu bakar memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk melaksanakan usulan umar tersebut.
Hal itu mengingat bahwa Zaid bin Tsabit memiliki kedudukan terhormat dalam
qira’at. Pada mulanya,
sebagaimana Abu Bakar,Zaid bin Tsabit juga menolak usulan tersebut. Keduanya
lalu bertukar pendapat, sampai akhirnya Zaid dapat menerima dengan lapang dada
perintah penulisan Al-Qur’an tersebut. Penulisan tersebut dapat diselesaikan dalam
tempo satu tahun. Kemudian hasil pekerjaan Zaid tersebut disimpan oleh Abu
Bakar. Setelah khalifah wafat, lembaran-lembaran itu dipindahkan kepada umar sempat khalifah kedua itu meninggal
dunia. Kemudian mushaf itu berpindah kepada hafsah, putrid Umar bin Khatab, dan Utsman bin
Affan memintanya pada masa awal pemerintahannya
3.
Pada Masa Utsman bin Affan
Kekhawatiran umat islam akan
lenyapnya Al-Qur’an tidak ada lagi. Karena, pada masa khalifah Abu Bakar tugas
mengumpulkan Al-Qur’an telah selesai dikerjakan oleh tim Zaid bin Tsabit, maka
umat islam dimasa itu sangat lega dan tentram karena, kitab suci Al-Qur’an
telah dapat dikumpulkan dengan baik.
Khalifah Umar bin
Khatab memfokuskan perhatiannya kepada penyiaran agama islam, karena semakin
banyaknya bangsa-bangsa non Arab yang memeluk agama islam. Zaid bin Tsabit
sangat dipercayai sejak zaman Rasulullah, Abu Bakar, Umar sampai zaman Usman
juga menjadi tim penulis dan pembukuan Al-Qur’an, untuk itu Usman menggariskan
kerja tim ini tentang kepercayaan kepada Zaid “ Apabila kalian berbeda
pendapat dengan Zaid bin Tsabit mengenai sesuatu yang menyangkut al-qur’an,
maka hendaklah kalian tulis dalam bahasa Quraisy, sebab sesungguhnya ia (
Al-Qur’an) diturunkan dengan bahasa mereka”. Setelah Zaid dan tim selesai
melaksanakan tugasnya, maka usman mengembalikan mushaf aslinya kepada hafsah
dan memerintahkan penguasa-penguasa untuk membakar mushaf yang ada pada
setiap pribadi umat islam, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi beragam mushaf
dikalangan umat islam. Mushaf yang
terkenal pada zaman Usman bin Affan sampai pada saat ini adalah “Mushaf Usmani”
Naskah tersebut
diperbanyak oleh Usman bin Affan dan pekerjaan memperbanyak ini diserahkan
kepada tim yang terdiri dari 4 orang diketuai Zaid bin Tsabit sebanyak 5 kopi
naskah dan berhasil diselesaikan tahun 25 Hijriah, yang dikirimkan ke Kufa,
Basrah, Mekah, Suriah dan satu kopi naskah berada di tangan usman bin Affan.
Firman Allah SWT :
uÎT$rO ¾ÏmÏÿôÜÏã ¨@ÅÒãÏ9 `tã È@Î6y «!$# ( ¼çms9 Îû $u÷R9$# Ó÷Åz ( ¼çmà)ÉçRur tPöqt ÏpyJ»uÉ)ø9$# z>#xtã È,Íptø:$# ÇÒÈ
“Sesunguh nya kami
telah menurunkan al-Quran dan
sesungguh nya kami tetap memilihara nya” (Q.S. Al-Hajj :9)
4. Pada
Masa Ali bin Abi Thalib
Karena daerah
islam semakin luas dan banyaknya bangsa non-Arab yang memeluk islam. Para
mualaf tersebut sebagian besar tidak dapat membaca Al-Qur’an dengan benar tanpa
bantuan titik dan harkat, timbulah usaha dari khalifah Ali ibn Abi Thalib untuk
menerapkan kaidah wahyu dalam penulisan al-qur’an. Usaha inilah yang dianggap
sebagai permulaan munculnya ilmu I’rab al-Qur’an. Dilakukan dengan
member tanda baca, seperti titik, syakal (baris/harkat) pada Al-Qur’an.
D. Yang Pertama Dan Terakhir Turun
Yang mula-mula turun
1.
Ada beberapa pendapat bahwa ayat yang
mula-mula turun adalah firman
Allah surat Al-Alaq ayat 1-5:
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷èt ÇÎÈ
“bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,
dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. yang mengajar (manusia) dengan perantaran
kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya”
Pendapat ini didasarkan bahwa Allah mengajak manusia
untuk mengenal Tuhan Yang Maha Kuasa yang menciptakan manusia itu sendiri dari
yang melekat (Al-Alaq)
1)
Dikatakan
pula, bahwa yang pertama kali turun adalah firman Allah : Ya ayyuhal
muddassir ( wahai orang yang
berselimut ). Kaarena, yat ini berisikan perintah Allah untuk bangun dan
mengembangkan dakwah Islamiyah ditengah masyarakat, mengagungkan Asma Allah dan
memebersihkan diri dan pakaian kotor yang ada padanya, sehingga manusia dalam
segala perbuatan dan tindakan harus bersih.dikatakan ayat terakhir, karena ayat
ini merupakan surah pertama diturunkan setelah terhentinya wahyu.
2)
Dikatakan
pula, bahwa yang pertama kali turun adalah surat Al-Fatihah.
Surat yang diletakan pada awal Al-Qur’an dan dikatakan ayat yang pertama
kali turun karena, mungkin yang dimaksud adalah surat yang pertama kali turun
secara lengkap.
3)
Disebutkan
juga bahwa yang pertama kali turun adalah bismillahirrahmanirrahim, karena, basmalah itu turun mendahului setiap surat
Yang terakhir diturunkan:
a.
Dikatakan
bahwa ayat yang terakhir yang diturunkan itu adalah ayat mengenai riba.
Firman Allah SWT :
$ygr'¯»t úïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# (#râsur $tB uÅ+t/ z`ÏB (##qt/Ìh9$# bÎ) OçFZä. tûüÏZÏB÷sB ÇËÐÑÈ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang
beriman.” ( Q.S. Al-Baqarah :278 )
b.
Dikatakan
pula bahwa ayat yang terakhir turun adalah Firman Allah SWT :
(#qà)¨?$#ur $YBöqt cqãèy_öè? ÏmÏù n<Î) «!$# ( §NèO 4¯ûuqè? @ä. <§øÿtR $¨B ôMt6|¡2 öNèdur w tbqãKn=ôàã ÇËÑÊÈ
“Dan peliharalah
dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua
dikembalikan kepada Allah. kemudian masing-masing diri diberi Balasan yang
sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak
dianiaya (dirugikan).” ( Q.S.
Al-Baqarah : 281 )
c.
Dikatakan
bahwa ayat yang terakhir turun adalah ayat mengenai utang piutang.
Firman Allah SWT :
$ygr'¯»t úïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sÎ) LäêZt#ys? AûøïyÎ/ #n<Î) 9@y_r& wK|¡B çnqç7çFò2$$sù 4
“Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk
waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. ( Q.S. Al-Baqarah :282 )
d.
Dikatakan
pula bahwa ayat yang terakhir turun adalah ayat mengenai kalalah.
Firman Allah SWT :
y7tRqçFøÿtGó¡o È@è% ª!$# öNà6ÏFøÿã Îû Ï's#»n=s3ø9$# 4
“Mereka meminta
fatwa kepadamu (tentang kalalah)]. Katakanlah: "Allah memberi fatwa
kepadamu tentang kalalah. ( Q.S. An-Nisa
:176 )
Dikatakan ayat terakhir kali turun, menurut hadits adalah ayat tersebut
turun memiliki hubungan dengan suatu hal yang bersifat warisan atau mengisyaratkan
wafatnya Nabi Muahammad Saw sebagaimana yang yang telah dipahami para sahabat dan tercantum pada ayat
Taubah ayat 128.
e.
Dikatakan
pula bahwa ayat yang terakhir turun adalah
Firman Allah SWT :
`tBur ö@çFø)t $YYÏB÷sãB #YÏdJyètGB ¼çnät!#tyfsù ÞO¨Yygy_ #V$Î#»yz $pkÏù |=ÅÒxîur ª!$# Ïmøn=tã ¼çmuZyès9ur £tãr&ur ¼çms9 $¹/#xtã $VJÏàtã ÇÒÌÈ
“Dan Barangsiapa
yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja Maka balasannya ialah Jahannam,
kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta
menyediakan azab yang besar baginya.” ( Q.S An-Nisa :93 )
f.
Dikatakan
pula bahwa ayat terakhir turun adalah Firman Allah SWT :
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä w (#qç/tø)s? no4qn=¢Á9$# óOçFRr&ur 3t»s3ß 4Ó®Lym (#qßJn=÷ès? $tB tbqä9qà)s?
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam Keadaan
mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, ( Q.S. An-Nisa : 43 )
E. Rasm
Al-Qur’an
Rasm
Al-Qur’an atau lebih dikenal dengan sebutan Rasm Mushaf adalah ilmu yang mempelajari
tentang penulisan Al-Qur’an yang dilakukan dengan cara khusus,baik dalam
penulisan lafal-lafalnya maupun bentuk huruf yang digunakan.
Rasm (ا لرسم ) secara bahasa berarti “penulisan, ilustrasi,
penggambaran, pensifatan dan pemberian garis”. Dengan kata lain, Rasm merupakan
suatu upaya dan hasil dari
pekerjaan penulisan dan pemberian tanda,
cirri-ciri atau kode-kode tertentu terhadap sesuatu sehingga dia dapat dikenali
dengan mudah karena sudah memiliki perbedaan dari yang lainnya.jika, kata rasm
digabungkan dengan kata al-qur’an, maka secara bahasa dapat diartikan sebagai
upaya dan hasil kerja dari penulisan dan pemberian tanda, cirri, atau kode
tertentu terhadap Al-Qur’an sehingga kitab suci ini dapat
dikenali dan dibaca dengan baik dan benar.
Pada dasarnya,
dalam penulisan bahasa Arab senantiasa sesuai antara apa yang ditulis dengan
apa yang diucapkan. Penulisan dalam bahasa Arab dilakukan tanpa adanya
penambahan dan pengurangan sesuai dengan atau kaidah-kaidah yang telah
ditetapkan oleh pakar dalam bidang ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar