Selasa, 29 Desember 2015

InsyaAllah, kita bersetia

Malam bertambah larut saja. Sedikit sunyi pasti. Tapi riuh perang tetap terdengar begitu jelas di benak ini. Bagaimana mungkin kau, kau dan kau datang kembali setelah ada dia.

Ah, lupakan. Ini gila. Tuhan pandai sekali menguji. Ketika hati terasa tangguh dengan yang satu, Dia datangkan yang tiga untuk melihat seberapa tangguhnya aku.

Jikalah aku memilih. Aku lebih memilih sendiri untuk hidup bersama Sang Khaliq. Bagaimana bisa aku menyakiti. Sebab aku begitu tahu rasanya tersakiti.

Menjadi muda dan sendiri begini sulitnya. Ada saja pilihan dengan kesempurnaan tersendiri yang datang tanpa diminta. Bahkan yang sudah sudah pun tidaklah aku minta kembali. Meski aku begitu paham tentang apa yang mereka tawarkan.

Duhai penguasa langit dan bumi. Sungguh dia saja. Sekarang, esok, lusa, dan nanti. Jangan jadikan aku wanita yang tak bersetia.

Sudah terbayang penuh rona merah jambu. Aku hidup bersama dia. Dia saja. Saling mencintai dan merindui. Dalam ikatan halal yang suci. Tiada zat yang Maha Mempermudah kecuali Engkau. Maka permudahkanlah. Lapangkanlah. Lancarkanlah.

Janganlah ada kegaulauan di antara aku dan dia. Tuhanku yang baik. Aku hendak menikah. Ridhomu semoga terlimpah agar terjaga hati yang kau punya ini dan hatimu yang Kau titipkan di jiwanya.

Bersetialah, sayang. Seperti aku yang berusaha keras melawan arus untuk bersetia denganmu. ASS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar